- 1. Hambatan-hambatan kreativitas
Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai ” mental walls which block the problem solver from correctly perceiving a problem or conceiving its solution, ”
yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami
atau menemukan pemecahan atas suatu masalah. Bangunan mental yang
bersifat menghambat ini terdapat pada setiap orang dalam kualitas dan
kuantitas yang berbeda-beda.
– Hambatan Psikologis,
hal ini dikarenakan kebanyakan kita telah mengikuti proses pendidikan
formal maupun informal yang sangat menekankan pentingnya satu jawaban
yang benar. Sehingga kurang mampu mengekspresikan kemampuan konseptual,
dan kurang mampu berkomuni-kasi dengan baik.
– Hambatan Budaya,
hal ini dikarenakan adanya keseragaman berpikir atau pemujaan terhadap
berpikir logis dan rasional. Pemecahan masalah haruslah selalu bersifat
serius dan tanpa humor maupun canda, sehingga menghambat penyelesaian
yang bersifat intuitif atau menggunakan perasaan dan kreativitas.
– Hambatan Lingkungan sosial maupun fisik,
hal ini dikarenakan lingkungan sosial yang selalu teratur, dan
lingkungan fisik atau layout yang tetap, permanen dan mapan, sehingga
dapat mengurangi produktivitas dan kreativitas.
– Hambatan Bahasa Berpikir,
hal ini dikarenakan kita memiliki beragam bahasa yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah, misalnya bahasa lisan, matematik, visual
dan bahasa pengindraan lainnya. Sehingga kita tidak selalu dapat
menggunakan satu bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala persoalan.
– Hambatan Keterpakuan Fungsional,
hal ini dikarenakan pada kebiasaan kita untuk memfungsikan peralatan,
orang, ataupun teknologi hanya dengan satu cara. Sebagai contoh
sabuk/gesper yang kita pakai dapat untuk memperpanjang seutas tali yang
kurang panjang dll.
- 2. Teknik meningkatkan kreativitas
Cara umum yang dipakai adalah dengan mengubah cara berpikir dan proses bertindak, yaitu :
– Perumusan masalah secara kreatif,
adalah usaha yang dilakukan untuk menghindar dari perumusan masalah
yang sudah jelas. Tapi coba berpikir secara divergen dan bukan konvergen
dengan melontarkan pertanyaan baru maupun mencoba melihat dari sudut
pandang yang berbeda agar memperoleh kemungkinan baru.
– Bertanya dan bertanya, Intinya adalah dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar terciptanya solusi yang kreatif.
– Curah gagasan,agar efektif, perlu diperhatikan 3 kondisi berikut ini:
1. Selama proses mencurahkan gagasan jangan melakukan penilaian.
2. Proses pencurahan gagasan harus benar-benar bebas.
3. Usahakan sebanyak mungkin gagasan dapat dilontarkan, karena kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang kreatif.
– Orang aneh,
maksudnya adalah memasukkan orang lain yang tidak begitu tahu tentang
bidang pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan. Teknik
ini dimunculkan karena penelitian menemukan bahwa banyak orang mengalami
kesulitan untuk kreatif dalam hal-hal yang sudah sangat dikenal.
– Iklim kreatif,
hal ini dilakukan antara lain dengan saling mendukungnya setiap anggota
kelompok untuk dapat berkomunikasi secara terbuka, melontarkan opini
yang berisiko, bertanya dan menggali, diskusi, membandingkan,
mengembangkan, dan bukan mengkritik ide yang dilontarkan, melibatkan
diri dalam proses berpikir yang divergen (imajinatif) dan bukan konvergen (praktis atau teknis), serta menghindari menang kalah.
Sumber :
Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)
0 komentar:
Posting Komentar